Kimono – Pakaian Tradisional Jepang “Mirip tapi beda”
Minna-san pasti sudah familiar dengan Hanbok atau Kimono. yap Hanbok adalah baju tradisional Negara Korea Selatan yang hampir dari kita semua mengetahui nya. Kita tidak hanya bisa menemukan Hanbok di Korea, bahkan di Indonesia kita sudah sering menemui pakaian tradisional khas Korea ini, entah di jual atau di sewakan. Begitu juga dengan Kimono, setelah mendengar namanya otomatis kita langsung teringat dengan Jepang. Baju tradisional Negara Jepang ini sama cantiknya dengan Hanbok. Kimono memiliki bentuk ramping mengikuti bentuk badan dan runcing ke bawah atau mirip seperti huruf T. Pada bagian pinggang terdapat Obi dan Musubi di bagian belakangnya. Saat kita melihat orang Jepang atau orang Indonesia yang mengenakan pakaian tradisional Jepang pasti kita sudah terdoktrin “wah pasti yang dipakai adalah Kimono”.
Kimono 着物 secara harfiah terdiri dari kanji 着 ki (masu) yang artinya memakai (untuk baju), dan kanji 物 mono yang artinya barang. atau mungkin bisa diartikan yaitu barang (baju) yang dipakai atau dikenakan.
Nyatanya saat sekilas melihat Kimono, ya itu Kimono. tidak ada bedanya. Ternyata Kimono terbagi menjadi berbagai jenis sesuai fungsinya.
Mari kita teliti lebih dekat, sebenarnya apa sih yang membedakan? bukannya sama saja ya?
- Tomesode 留袖
Kimono formal yang dikenakan untuk wanita yang sudah menikah. Kimono jenis Tomesode inipun memiliki dua macam yaitu Kurotomesode dan Irotomesode. Kurotomesode ( 黒留袖 ) secara harfiah terdapat kanji kuroi yang artinya hitam, tome untuk mengikat dan sode yang artinya lengan. Dimana Kimono ini berwarna Hitam dan mengikat lengan yang dimaksud adalah mengikat lengan setelah menikah. Pada Kurotomesode ini juga memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat yaitu punggung, dada atas kanan/kiri, dan kedua bagian lengan kanan/kiri. Ciri khas yang terdapat pada Kurotomesode adalah motif/corak pada bagian suso (bagian bawah sekitar kaki) yang melingkar dari depan hingga belakang. Biasanya Kimono ini dikenakan untuk menghadiri acara yang sangat resmi seperti acara pernikahan.
hareginomarusho.co.jp
Lalu ada Irotomesode (色留袖), berbeda dari Kurotomesode yang berwarna 黒kuroi hitam, Irotomesode 色iro warna. Kimono jenis ini boleh dipakai oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Dan untuk lambang keluarga (kamon) yang berada pada Kimono jumlahnya tidak ditentukan. Irotomesode pun juga dipakai untuk menghadiri acara formal yang tidak diperbolehkan tamu datang memakai Kurotomesode seperti acara resepsi di istana kaisar.
sugoihunter.com
kouei-kimono.com
2. Furisode 振袖
adalah Kimono lengan panjang yang menjuntai hingga ke bawah mencapai 125 cm, memiliki warna cerah dengan motif bunga/ taman, musim, binatang, atau burung. Furisode hanya bisa dipakai pada wanita yang belum menikah. Namun, jika nanti wanita tersebut menikah, Lengan yang menjuntai bisa dipotong menjadi pendek.
Furisode pun terbagi menjadi 3 jenis yaitu Kofurisode (lengan pendek), Chu-furisode (Lengan sedang), dan Ofurisode (Lengan panjang)
Kofurisode tidak begitu umum, namun sering kali dipakai dengan hakama (rok panjang/lipit) yang dikenakan diatas kimono. Panjang lengannya sekitar 75cm – 87 cm. Biasanya gadis remaja Jepang menyewa Kofurisode untuk upacara kelulusan karena memasangkan Kofurisode dengan hakama menciptakan tampilan klasik yang menyerupai anak sekolah periode Meiji.
Chu-Furisode, memiliki panjang lengan sekitar 91cm – 106cm. Biasanya Chu-furisode dipakai untuk upacara Coming-of Age (seijin shiki) dan kunjungan pertama ke kuil setelah tahun baru.
Ofurisode, adalah kimono Furisode yang paling formal karena memiliki lengan terpanjang pada kimono. Ofurisode ini memiliki lambang komon (keluarga), dilapisi bahan yang sama untuk lapisan luar dalam, dan dilapisi bantalan rok ber-material kapas dua kali lipat. Panjang lengan pada Ofurisode mencapai 125 cm. Biasanya dipakai oleh penyanyi, penari, ataupun mempelai wanita pada acara resepsi pernikahan.
Kofurisode pic by pinterest chuforisode pic by kimononagoya ofurisode pic by pinterest
3. Homongi 訪問着
Kimono formal ini bisa dikenakan untuk wanita yang sudah menikah ataupun belum menikah. Menurut tingkat keformalannya Homongi berada dibawah Irotomesode satu tingkat. Homongi biasanya dipakai untuk menghadiri acara pernikahan (selain saudara), upacara minum teh, kunjungan ke kuil, ataupun merayakan tahun baru. Ciri khas Homongi adalah corak yang saling bertemu diperpotongan kain. Jika kain Homongi dijeberkan akan membentuk corak atau motif yang utuh.
hatari.jp
4.Tsukesage 付け下げ
adalah kimono semi formal untuk wanita yang sudah menikah ataupun belum. Menurut tingkat keformalannya , tsukesage ada dibawah satu tingkat dengan homongi. biasanya dikenakan untuk pesta bukan upacara seperti pesta pernikahan, pesta tahun baru, dan upacara minum teh yang tidak begitu resmi. Pada Tsukesage tidak terdapat lambang komon atau keluarga. Untuk ukuran pola, koneksi jahitan diluar dan didalam tidaklah sama.
mimoru.jp
5. Komon 小紋
Kimono Komon ini keformalannya dibawah homongi, tidak bisa dipakai pada acara pernikahan atau formal lainnya. Biasanya dikenakan saat bertemu teman, makan malam, pesta reuni, menonton pertunjukan di gedung. Komon memiliki corak/motif sederhana, kecil-kecil, dan berulang.
jalan.net wikipedia
6. Tsumugi 紬
Kimono ini dikategorikan dalam kimono casual atau santai yang terbuat dari tenunan biasa yang biasanya dipakai saat dirumah / sehari-hari, juga bisa dipakai keluar rumah saat berbelanja atau bekerja di ladang.
@tsumugi_kimono
7. Iromuji色無地
adalah Kimono semiformal. Iromuji dibuat dari bahan yang tidak bermotif dan berwarna kalem seperti pink, biru, kuning. Secara harfiah pun muji 無地 berarti polos dan 色 iro warna. biasanya dipakai juga saat pesta pernikahan dan upacara minum teh.
pic by pinterest
8. Mofuku 喪服
Kimono terbuat dari sutra ini berwarna hitam polos dengan lima kamon. Mofuku adalah Kimono formal yang dikenakan hanya saat berkabung. Untuk aksesoris pun pada Kimono Mofuku berwarna hitam.
pic by pinterest
9. Uchikake打掛
adalah Kimono formal yang dipakai pengantin wanita diatas panggung. Bentuk dari Uchikake pun seperti mantel yang berornamen dengan jejak yang panjang. ornamen dan corak padak kain berupa sulaman tangan yang begitu indah dan penuh warna.
uchikakekiomono pinterest
10. Susohiki/Hikizuri 裾弾き
Kimono ini biasanya dikenakan oleh geisha / penari diatas panggung. Susohiki/Hikizuri ini cukup panjang dibandingkan dengan kimono jenis yang lain karena rok harus menjejak di sepanjang lantai. Secara harfiah Susohiki berarti “jejak rok”. Jika pada umumnya rok pada kimono sepanjang 1,5 m – 1,6 m, Susohiki bisa mencapai dua meter lebih.
11. Juunihitoe十二単
adalah Kimono formal yang hanya dikenakan oleh wanita-wanita di istana. Secara harfiah Juunihito 十二単 berarti jubah dua belas lapisan. Pakaian terdalam dari Juunihitoe adalah dua kain sutra berwarna putih dan diikuti oleh lapisan lapisan kain lainnya yang memiliki nama masing-masing. Dan yang terakhir ditutup mengenakan lapisan akhir seperti mantel atau jubah. Total berat Juunihitoe bisa mencapai dua puluh kilogram.
japantimes.co.jp pinterest
12. Yukata浴衣
yang paling sering kita temui di Indonesia saat ada acara Jejepang-an. Yap, yaitu Yukata. Yukata adalah salah satu jenis dari Kimono yang sifatnya santai dan terbuat dari bahan katun tipis tanpa pelapis. Seperti kanjinya 浴衣 yukata , 浴 abimasu yang berarti mandi, 衣 kinu yang berarti pakaian atau bisa diperjelas dengan baju sesudah mandi. Yukata bisa dipakai oleh siapapun tanpa melihat status. Biasanya orang jepang mengenakan Yukata saat musim panas seperti sewaktu melihat pesta kembang api, mengikuti bon odori, dan festival lain saat musim panas.
kompasiana
Banyak sekali ya ternyata jenis Kimono itu, bahkan kita bisa menilai seseorang sudah menikah atau belum hanya dengan melihat corak nya.
Jadi, Minna-san sudah mencoba Kimono jenis yang mana nih? ^^
Respond For " Kimono – Pakaian Tradisional Jepang “Mirip tapi beda” "